Sosok Ferry Irwandi, Siapa Dia yang Disebut Berani Hadapi Kekuasaan?

NASIONAL, Kapitanews.com – Ferry Irwandi, sosok yang kini ramai diperbincangkan publik, dikenal sebagai aktivis sekaligus konten kreator yang lantang menyuarakan isu-isu sensitif di Indonesia.

Lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini sempat berkarier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Keuangan sebelum memilih meninggalkan statusnya pada 2022 demi fokus ke dunia aktivisme dan edukasi digital.

banner 336x280

Sejak lama, Ferry telah aktif dalam isu sosial—mulai dari melawan judi online, mengkritisi praktik klenik, hingga menyoroti kekerasan aparat dan privilese anggota DPR.

“Saya percaya stoikisme membuat kita bisa menghadapi tekanan dengan kepala dingin,” ujarnya dalam salah satu videonya yang membahas filsafat.

Ferry, yang lahir di Jambi tahun 1991, juga mendirikan Malaka Project pada Oktober 2023 di Djakarta Theater bersama sejumlah figur publik seperti Jerome Polin dan Coki Pardede.

Proyek ini bertujuan memperluas akses pendidikan sekaligus mendorong lahirnya generasi muda kritis.

Meski kini memiliki lebih dari 1,9 juta pelanggan YouTube dengan total tayangan menembus 150 juta kali, Ferry masih mengedit videonya sendiri.

Di lapangan, Ferry kerap hadir mendampingi aksi-aksi publik. Pada Selasa (02/09/2025), ia ikut bersama warga Pati yang menuntut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa bupati mereka.

“Update hari ini, kita mendampingi warga Pati yang menuntut pemeriksaan. Perwakilan akhirnya bisa bertemu dan menyampaikan aspirasi mereka,” tulisnya di Instagram.

Selain isu korupsi, Ferry juga lantang membedah kerusuhan nasional belakangan ini. Dalam video terbarunya di YouTube, ia menegaskan bahwa eskalasi tidak selalu dipicu pihak asing.

“Jejak digital yang ada justru mengarah ke lingkaran kekuasaan sendiri, bukan pihak asing. Motivasinya lahir dari kerakusan, sakit hati, dan ambisi memperluas kuasa,” jelas Ferry.

Ia mengingatkan, pola “cipta kondisi” ini berpotensi melahirkan legitimasi untuk menetapkan status darurat militer.

Menurutnya, ada dua unsur yang kerap dimainkan: eskalasi massa di jalanan dan narasi buzzer di media sosial.

Ferry juga mengurai ciri khas serangan buzzer, seperti akun anonim, foto profil AI, hingga penggunaan identitas palsu secara masif.

Di balik kritik kerasnya, ia tetap mendorong solusi damai dan kesadaran publik.

“Senjata kita bukan kekerasan, tapi kesadaran. Memahami strategi mereka, menggunakan teknologi sebaik mungkin, dan saling menjaga adalah cara kita melawan cipta kondisi,” kata Ferry.

Ferry juga menyoroti tiga rekomendasi kebijakan: membatalkan kenaikan tunjangan DPR, pembenahan menyeluruh di tubuh kepolisian termasuk transparansi kasus kematian Affan Kurniawan, serta evaluasi rekrutmen aparat agar ekses represif tidak terulang.

Ia turut menyerukan agar jurnalis yang ditangkap saat meliput segera dibebaskan.

Dengan latar keluarga akademis, kehidupan seni sejak SMP, hingga keberanian vokal dalam menyikapi isu nasional, Ferry Irwandi kini menjadi simbol suara rakyat yang berani menegur kekuasaan.

Baginya, perjuangan bukan sekadar melawan, tetapi menjaga Indonesia tetap damai, adil, dan aman bagi generasi mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *